Selasa, 03 Mei 2011

sakit

Sakit Itu Nikmat

Masuk Kategori: HOT NEWS, Hikmah

“Wah…kok bisa? Padahal kan sakit itu bisa berupa peringatan, ujian, cobaan atau bahkan azab dari ALLOH SWT?” “Artikel ini apa tidak salah judul?” Mungkin ini sebagian pertanyaan yg sempat muncul di benak anda ketika membaca artikel ini. ;-)
Insya ALLOH, artikel ini tidak salah judul…dan aku tegaskan lagi bahwa “Sakit itu Nikmat”, tergantung dari sisi mana kita menilainya. Pernyataan bahwa sakit itu berupa peringatan, ujian, cobaan, dst dst, tidak sepenuhnya salah…tapi mari kita coba lihat dari sudut pandang yg ’sedikit’ berbeda.
Bagi beberapa orang, sakit itu berarti:
- Mengurangi jam kerja (tidak masuk kantor), otomatis selama sakit dia tidak perlu pusing memikirkan urusan pekerjaan. Cukuplah dia ‘pusing’ memikirkan penyakitnya saja…dan usaha untuk sembuh. Jadi, Sakit itu NIKMAT, KARENA TIDAK PERLU MEMIKIRKAN URUSAN KANTOR
- Sakit itu berarti mengingat mati. Dan bagi banyak orang, dengan mengingat mati, maka akan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dengan demikian, dia akan lebih banyak meluangkan waktunya dengan ALLOH SWT, berkeluh kesah, berdoa, memohon pertolongan kepada ALLOH SWT. Jadi, Sakit itu NIKMAT, karena KITA BISA LEBIH DEKAT DENGAN ALLOH SWT.
- Jika ada manusia sakit, maka dia akan:
== ditengok oleh orang lain. Jadi, Sakit itu NIKMAT, karena MEMPERERAT TALI SILATURAHIM.
== lebih dekat dengan keluarga (karena diurus). Jadi, Sakit itu NIKMAT, karena MERASAKAN KASIH SAYANG DARI KELUARGA YG MASIH DIA MILIKI.
== banyak diberi makanan yg (lebih) bergizi dari biasanya. Jadi, Sakit itu NIKMAT, karena MENDAPATKAN GIZI YG LEBIH.
Namun dari sekian banyak alasan yg aku tulis di atas, aku tersentuh dan merasa takjub ketika aku membaca satu artikel tentang orang buta (maaf, aku lupa url-nya). Di situ, diceritakan seorang perempuan yg buta sejak kecil. Satu ketika, teknologi sudah memungkinkan untuk melakukan operasi terhadap cacat mata yg dia derita sejak lahir. Ketika usulan operasi ini diajukan kepadanya, secara tegas dia menolak. Alasan yg dia berikan:”Biarlah saya buta, karena dengan kebutaan yg saya alami ini, saya jadi lebih dekat dengan ALLOH SWT serta bersyukur dengan apa yg telah saya dapat dan DIA berikan pada saya. Jika saya tidak lagi buta (karena dioperasi), bisa jadi saya malah akan jadi orang yg durhaka dan kufur nikmat-Nya. Bisa jadi saya akan melakukan banyak maksiat dengan mata baru saya. Jadi, biarkan saya buta….”
Duh…merinding aku saat membaca artikel itu (bahkan hingga kini). Sedemikian hebatnya cinta sang perempuan itu kepada Sang Khalik, sehingga dia merasakan kebutaan itu adalah bukti cinta-Nya kepada dirinya.
Dan di akhir artikel ini, aku teringat dg hadits Rasululloh SAW,“Aku mengagumi seorang mukmin karena selalu ada kebaikan dalam setiap urusannya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur (kepada Allah) sehingga di dalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa musibah, ia berserah diri (dan menjalankannya dengan sabar) bahwa di dalamnya ada kebaikan pula.” (HR Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar